Kamis, 29 Januari 2009

PERJALANAN MENUJU TANAH KANAANKU - Bagian II

“PERJALANAN MENUJU TANAH KANAANKU”
(DEPARTEMEN LUAR NEGERI)
Bagian II



Saya sangat bersyukur dapat tertanam dalam suatu wadah pelayanan di komunitas anak muda Rumah Doa Pengaharapan (RDP) Youth Graha Indah. Saya bergumul dengan Tuhan minta komunitas pelayanan di mana Saya bisa bertumbuh dan berbagi suka dan duka. Akhirnya Tuhan mengarahkan Saya ke sini. Saya ingat setahun yang lalu ketika Kak Mega (Ketua Youth kami) ketika meminta Saya untuk bergabung melayani sebagai Pemerhati. Wah, hati saya langsung bergejolak gembira……Senang sekali karena Saya sudah menantinya sejak Saya hijrah ke Bekasi kembali (kalo engga salah sejak tahun 2004). Tetapi agak sedikit beban adalah kata “Pemerhati”. Saya belum pernah menjadi seorang pemerhati. Tetapi di sini lah Tuhan membentuk karakter Saya untuk lebih responsif, menjadi orang yang dibutuhkan (bukan orang penting), berbeban untuk kehadiran anak-anak muda dalam setiap ibadah, berbagi kasih, saling menguatkan dan mengingatkan satu dengan yang lainnya. Selain itu, hati Saya juga melimpah dengan syukur karena di saat-saat Saya dalam lembah kekelaman, Saya dikuatkan dan disemangatkan dengan Firman Tuhan yang disampaikan melalui Kak Larry (Pembina RDP Youth Graha Indah), bukan hanya itu saja keceriaan teman-teman lainnya membuat Saya tidak mau kehilangan saat-saat berharga yang penuh dengan kasih dalam setiap pertemuan ibadah youth.

Perjalanan menuju Tanah Kanaan ini memakan waktu 5 (lima) bulan dari tanggal 10Juni 2008 (keluar dari BII) hingga 17 November 2008 (pengumuman Deplu). Sebulan pertama Saya masih santai menghadapi keadaan yang ada. Saya sangat menikmati hari-hari Saya tanpa kejenuhan berangkat pagi pulang malam. Saya bisa sesuka hati Saya mengatur waktu Saya. Di sini lah Tuhan memproses Saya sebagai bejana yang siap untuk dibentuk. Saya coba ikut program magang dari AIESEC UI, sampai Saya ambil TOEFL bulan Juli di UI untuk mengukur kemampuan Bahasa Inggris Saya. Hasil TOEFL pun tidak memuaskan, hanya 447. Saya sadar karena Saya terlalu santai dan tidak menggunakan waktu yang ada untuk belajar banyak. Test tahap pertama AIESEC pun Saya ikuti, hasilnya juga ternyata Saya tidak lulus. Sedih, bete, dan malu dengan diri sendiri dan orang lain (khususnya ortu), karena Saya sudah kepedean banyak bicara tentang keinginan mau ke luar negeri (nih dia Keangkuhan hidup pertama yang Tuhan ungkapkan: “Kesombongan”). Sebulan telah berlalu, ortu sudah menuntut janji Saya. Karena saat Saya keluar dari BII, Saya berjanji hanya 1 (satu) bulan saja rehat sementara dari dunia pekerjaan. Apalagi Papa Saya datang ke Bekasi dari P. Berandan. “Besi menajamkan besi, sesama menajamkan sesamanya (Amsal 27:17).” Itulah gesekan pertama saya. Tuhan memakai Papa Saya untuk mengkoreksi Saya. Bulan kedua Saya mulai gelisah (Nah tuh dia Keangkuhan hidup kedua yang Tuhan ungkapkan: “Gelisah”).

Saya mulai gelisah karena pekerjaan yang sudah ditawarkan sebelum Saya keluar dari BII melalui referensi rekan kerja tempat kakak Saya bekerja kok belum kelihatan hasilnya. Padahal Saya sudah melakukan wawancara dengan para Direksi dan Sang Komisaris. Di mana Komisaris akhirnya menawarkan Saya untuk bekerja di salah satu Grupnya. Saya pun sudah melakukan wawancara berulang kali dengan calon atasan langsung Saya (Bu Priskila nama beliau, seorang warga negara Singapura keturunan Cina), tetapi tersendat di masalah perhitungan gaji dan beliau belum sempat membicarakannya ke Sang Komisaris karena beliau ada urusan kantor di luar kota. Jadi, tertunda lah kepastian Saya bekerja di sana. 

Sembari menunggu kembalinya beliau dari luar kota, Saya juga tidak menyerah dengan memasukkan lamaran demi lamaran baik via internet maupun pos surat. Saya pun diberi kesempatan untuk dapat mengikuti proses penerimaan pegawai PLN tahun 2008 dan juga dapat panggilan kerja di salah satu perusahaan industri manufaktur Jepang yang ada di Karawang, serta wawancara di salah satu perusahaan Grup Sinar Mas (yang satu ini referensi dari Om Saya yang kenal dengan orang dalam di sana). Tuhan mulai mengajarkan Saya bagaimana harus mengambil keputusan yang tepat. Jujur… Saya bukanlah tipe orang yang gampang mengambil suatu keputusan karena Saya tipe orang “stabil-cermat” (itu hasil dari Test Karakter pada Retreat RDP Youth). Saya orang yang penuh dengan pertimbangan dan sangking penuh pertimbangan jadi engga bisa mengambil keputusan.

Tiba-tiba Saya dengan Bu Priskila loss contact, tapi di satu sisi Saya sudah agak tenang karena di bulan Agustus Saya sudah masuk tahap kedua seleksi PLN. Namun, pengumuman PLN selanjutnya ke tahap ketiga baru bulan depan, September. Wah, Saya terguncang kembali. Karena ortu terlebih mama sempat kecewa dan sakit hati karena Saya tidak mau mengambil tawaran kerja di perusahaan Grup Sinar Mas, di mana Om Saya yang memperkenalkan Saya dengan orang dalam di sana. Alasan Saya tidak bisa diterima oleh ortu Saya. Sikap dan keputusan Saya disalahartikan. Ortu mengira Saya terlalu memilih pekerjaan, maunya kerja sesuai dengan bidang Saya, maunya kerja dengan gaji yang tinggi, engga mau kerja dari bawah, maunya langsung punya posisi, dan lain-lain…..Yah…itulah pemikiran mereka tentang Saya saat itu. Bahkan papa mengatakan tidak akan menyokong dana lagi kepada Saya. Saya mengerti mungkin mereka merasa kecewa dengan Saya yang belum dapat pekerjaan yang baru, tapi sudah keluar duluan. Namun, Saya berusaha untuk tidak terintimidasi dengan keadaan. Di sinilah Saya sadar bahwa Saya sangat membutuhkan Tuhan. Dan Tuhan sudah menunggu Saya untuk mengatakan secara jujur bahwa Saya tidak sanggup berjalan tanpa tuntunan tangan Tuhan. Alasan Saya sebenarnya tidak mengambil pekerjaan itu, selain masih menunggu pengumuman tahap selanjutnya dari PLN, adalah Saya tidak mau bekerja pada hari Sabtu dan Minggu. Saya sudah komitmen bahwa hari Sabtu adalah hari yang tidak bisa diganggu untuk pelayanan Saya dan hari Minggu adalah hari sabat di mana 1 (satu) hari yang dikuduskan sebagai hari untuk datang beribadah kepada Tuhan bersama dengan orang-orang percaya lainnya.

Ketika Saya selesai melakukan Psikotest dan wawancara di salah satu perusahaan yang bergerak dalam dunia perhotelan di BEJ, Saya berniat mampir ke bank untuk mengecek saldo rekening Saya dan mengambil uang Saya di ATM bank tersebut. Namun, Saya melihat dekat bank yang Saya tuju bersebelahan dengan kantor capem bank tempat Saya bekerja dulu. Saya iseng mengecek saldo uang Saya dari ATM bank tersebut. Saya kaget ketika melihat nominal rekening Saya bertambah. Karena penasaran, Saya pun masuk ke dalam BII BEJ untuk ‘nge-print buku tabungan Saya. Ya, benar! Sungguh luar biasa Tuhan tidak membiarkan Saya kekurangan. Saya tidak pernah memikirkan akan ada yang menambahkan sejumlah uang ke rekening BII saya. Sampai saat ini Saya tidak tahu siapa orang yang mengirim ini karena keluarga Saya tidak ada yang tahu nomor rekening Saya di BII. Tapi yang pasti Tuhan telah menunjukkan kemurahanNya melalui orang tersebut. Saya hanya bisa berdoa mengucap syukur “Biarlah Tuhan yang memberkati orang tsb berlipat kali ganda”.

Keangkuhan hidup ketiga yang Tuhan ungkapkan kepada Saya adalah “Pakai Topeng”. Ketika ditanyakan oleh rekan kerja di BII di mana Saya bekerja, Saya mengatakan sudah bekerja di salah satu hotel di Bekasi (tempat Saya tadi wawancara). Rasa malu dan bersalah kepada Tuhan karena gengsi yang tinggi segera hati ini engga tenang. Saya segera sadar dan berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan…Saya mohon ampunanMu karena Saya telah berbohong kepada mereka terutama kepadaMu dengan tidak berani mengakui keadaan Saya yang sesungguhnya. Tuhan, terima kasih karena Engkau telah mengungkapkan satu hal lagi yang perlu dibereskan dari karakter Saya. Saya mau ini dikikis dari kehidupan Saya. Dan Tuhan Saya sudah capek ikut test di mana saja, berikan Saya kepastian pekerjaan bulan September nanti.”

Teman-teman, ternyata September Saya sudah mendapatkan kepastian bekerja pada bulan September di salah satu perusahaan manufaktur di Karawang. Tetapi pihak perusahaan memberi Saya waktu sangat cepat untuk mengambil keputusan. Jujur… Saya mengalami dilema karena Saya masih berharap besar untuk menanti pengumuman test tahap selanjutnya di PLN. Dengan pertimbangan karena hari Sabtu Saya harus bekerja dan masih menunggu PLN, Saya tidak mengambil pekerjaan tersebut. Pihak perusahaan mengatakan sayang sekali hanya karena menunggu PLN yang masih belum pasti (istilahnya baru 50%= gambling), Saya menyia-siakan kesempatan bekerja di sana. Kakak Saya pun sempat menyayangkan keputusan Saya menolak pekerjaan tersebut. Karena menurut dia daripada di rumah tidak ada kegiatan, lebih baik diambil saja pekerjaan tsb untuk sementara 3 (tiga) bulan percobaan. Tapi Saya orang yang sangat berprinsip bahwa Saya tidak mau mengambil suatu pekerjaan hanya karena Saya menganggur. Itu adalah motivasi yang salah. Saya ingin benar-benar merasakan sampai Tuhan mengatakan ini loh bagiannya Vina. Dan benar teman-teman, ibarat kita ingin membeli sutau benda yang berharga, kita harus berjuang untuk menabung sehingga mampu untuk membelinya. Demikian pula dengan pekerjaan yang Saya inginkan bahwa ada harga yang harus dibayar. Seberapa besar pengorbanan Saya akan hal itu akan teruji oleh waktu dan hidup mau tidak mau harus tunduk dan taat dalam otoritasNya. Wah, sangat berat sekali!!!

Saya sangat mengucap syukur setiap Firman yang disampaikan di RDP Youth Graha Indah benar-benar seturut dengan proses pembentukan pendewasaan rohani Saya. Pengajaran tentang “Hati yang Murni, Keangkuhan Hidup, Karakter, Karunia Rohani, Pertumbuhan Iman, Keinginan Manusia vs Kehendak Allah, dan Keputusan” benar-benar Saya butuhkan. Dan Saya harus menyediakan tanah hati yang baik agar Firman itu dapat tumbuh dan berbuah lebat.

Yang paling mempunyai dampak saat ini adalah tentang Keinginan Manusia vs Kehendak Allah, baik dalam hal mengambil keputusan, memilih suatu pilihan, maupun bertindak. Lulus Deplu benar-benar karena Kemurahan dan Kasih Karunia Tuhan dalam kehidupan Saya. Yang Saya rasakan bahwa Deplu bukanlah keinginan saya saat itu. Karena saya justru lebih fokus ke PLN. Tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Karena itu, benarlah Firtu di Yesaya mengatakan, “RancanganKu bukanlah rancanganmu. JalanKu bukanlah Jalanmu.” Karena jujur sebelumnya tidak terpikirkan oleh saya untuk menjadi seorang PNS. Tapi Saya percaya ketika Tuhan mengugurkan saya di tahap wawancara terakhir PLN, Tuhan punya jawaban yang terbaik atas doa saya. Teman-teman, Saya mengalami terobosan dan percepatan bersama Papa JC. Sungguh luar biasa LIVE IN GOD!!!

Ketika Saya melihat di website PLN bahwa Saya tidak lolos untuk masuk tahap selanjutnya, Saya sempat shock. Karena sudah terlalu jauh berharap. Singkat cerita, akhirnya Saya mengerti ketika Tuhan mengatakan “tidak” untuk PLN. Lalu Saya mengambil waktu pribadi dengan Papa JC secara eksklusif deh pokoknya. Berhubung saat itu Saya juga sedang menganggur, jadi have long time devotion with HIM. It’s really excited b’coz I felt God so closed with me. I could felt His tightly hug with His warm hand. Tentunya Saya menangis bombay (“,) hahahaha.....I just falling down with that situation. Tks God atas penghiburan yang luar biasa dari padaMU. Karena apa yang tidak pernah dipikirkan, dilihat, dan timbul dari dalam hati...... (Roma sekian....) bahwasanya pengumuman Deplu ternyata di bulan November juga (kalo tidak salah ingat, ±2 minggu setelah test tahap terakhir). Padahal perkiraan dari teman kakak saya yang lulus Deplu tahun sebelumnya mengatakan, biasanya pengumuman test Deplu pada bulan Desember. Sungguh telah terjadi percepatan dalam kehidupan Saya. Tuhan tahu waktu yang terbaik buat Saya dan Tuhan tidak mau membuang waktu saya dengan sia-sia. Karena setelah pengumuman Deplu tersebut, Saya mendapatkan tiket pulang dari Tuhan untuk mengunjungi orang tua Saya yang ada di Pangkalan Berandan. Dan di sana telah menanti proyek tuhan selanjutnya. Oh, God, you are so awesome!!! Beneran loh kalo hidup kita sudah kita deklarasikan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Tuhan benar-benar memakai kita secara penuh. Karena saat momen di Retreat Youth di Gadog, Februari 2008 dan Oktober 2008, Saya berkomitmen untuk menjadi alatNya, tepatnya untuk menjadi Hamba Tuhan. Dan saya percaya Tuhan sudah menyediakan ladang di mana Saya akan melakukan pekerjaanNya. AMIN!!!

Bulan Desember 2008 adalah special gift dari Papa JC untuk Vina. Liburan itu sangat mengesankan dan bermakna. Karena Tuhan benar-benar luar biasa dalam kehidupanku. DIA memberikan special memoried moment to close year 2008. Kalau Saya lulus PLN pasti saya sedang diklat di Bogor. Tuhan tahu terlebih dahulu bahwa Saya rindu untuk pulang ke kota kecil di mana Saya dibesarkan dan bertumbuh menjadi seorang gadis yang cantik tentunya (“,).hahahaha..... Pangkalan Berandan di sanalah Saya menghabiskan masa kecil Saya hingga ABG. Luar biasa hari-hari Saya sangat menyenangkan di sana. Tuhan sudah menyediakan jadwal-jadwal bagi saya, mulai dari Pendalaman Alkitab (PA), Ibadah Minggu Pemuda, dan yang paling berkesan adalah menjadi Worship Leader (WL) untuk acara Natal Naposo NGKPA. Konsep natalnya adalah KKR. Dan saya surprised ketika ditunjuk untuk WL. Karena tinggal ± 10 hari acara belum ada Wlnya, sedangkan Saya seorang pemudi yang sedang berkunjung dan tidak terlibat dalam kepanitiaan Natal. Wah, benar-benar tantangan besar. Karena saya belum pernah WL untuk acara seperti itu, biasanya hanya untuk acara Retreat dan fellowship Youth. It’s my Grand Opening!!! Tapi Tuhan menyertai saya (ya walaupun saya sempat melakukan something bad di mata Tuhan....huhuhu....). Saya paling terpukau di opening Ibadah dn Altar Calling. That was Great! Saya sungguh merasakan Hadirat Tuhan melingkupi ruangan Gereja kami. Roh Kudus mengurapi pribadi lepas pribadi. Tangisan, jeritan, dan untaian doa mengalir ketika anak-ankNya berseru kepadaNya. Sesuatu telah terjadi di tempat itu. Saya percaya mujizat, pemulihan, bahkan terobosan besar sedang terjadi di GKPA Pangkalan Berandan. Tuhan, Engkau mulia dan ajaib dalam segala hal. Biarlah seluruh makhluk memuji Engkau!!!AMIN!!!!


Perjalanan Saya menuju Deplu sangat luar biasa dan Saya senang Tuhan ada bersama dengan Saya sebagai Penasehat, Bapa, Raja, dan Sahabat yang palingn mengerti dengan Saya.

Saya teringat lagu ini, sangat menggambarkan keadaan Saya di Deplu:

“KASIH SETIAMU”

Kasih setiaMu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langi biru
KebaikanMu yang telah Kau nyatakan 
Lebih dalam dari samudera

BerkatMu yanng telah kuterima
Sempat membuatku terpesona
Apa yang tak pernah kupikirkan
Itu yang Kau sediakan bagiku

Siapakah aku ini Tuhan?
Jadi biji mataMu
Dengan apakah ku balas, Tuhan?
Selain puji dan sembah Kau



by: SEMS


Us

Us