Jumat, 19 September 2008

Ciptaan yang Dahsyat dan Ajaib-Kamu!

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”
Mazmur 139:13-14


Ayat ini memiliki makna yang luar biasa. Melalui Daud, Allah bermaksud untuk mengatakan bahwa setiap manusia diciptakan-Nya dahsyat dan ajaib. Bahkan sejak kita berumur satu minggu di dalam kandungan Ibu kita masing-masing, Allah telah menetapkan jalan hidup masing-masing manusia. RancanganNya pasti mendatangkan sukacita dan damai sejahtera, dan betapa beruntungnya kita bahwa setiap rancanganNya tak kan pernah gagal. Oleh karena itu, Allah bekerja secara sempurna dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita semua yang mengasihi-Nya dan terpanggil sesuai rencana-Nya.

Kadang kala manusia tidak menyadari dan kurang bersyukur. Sering sekali saya mendengar, khususnya kaum Hawa, mengatakan bahwa mereka kurang cantik, kurang langsing, kurang putih, kurang tinggi, dll. Tak heran jika banyak wanita rela mengeluarkan uang sampai berjuta-juta untuk mendapatkan pengakuan cantik sesuai dengan persepsi media. Tanpa wajah yang (menurut mereka sendiri) kurang cantik, bentuk badan yang (menurut mereka sendiri) kurang langsing, kulit yang (menurut mereka sendiri) kurang putih serta tinggi badan yang (yang menurut mereka sendiri) kurang putih, para wanita tersebut merasa rendah diri. Begitu pula dengan kaum pria. Demi mendapatkan anggapan jantan dari kaum wanita, para pria pun rela mengeluarkan banyak uang demi sebuah image –yang notabene bersifat fana.

Padahal, Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan rupaNya yang penuh dengan kemuliaan. (Kej 1:26-27) Setiap manusia diciptakan dan dipanggil oleh Allah untuk mewujudkan Kerajaan Sorga di dunia ini. Betapa baiknya Allah itu! Tentu saja, Sang Pencipta ini mampu melakukan hal tersebut, hanya dengan berfirman melalui mulutNya. Namun, karena kasihNya kepada kita, Dia dengan senang hati melibatkan setiap manusia untuk ikut serta dalam rencanaNya. Tidak hanya itu, Dia memberikan kebebasan bagi setiap manusia untuk memilih tanpa paksaan. WOW. Allah itu sungguh sangat baik.

Bagi para peminat games computer, mungkin tak asing dengan sebuah games yang cukup terkenal bernama The Sims. Dalam games ini, kita bisa menciptakan manusia sesuai dengan kehendak kita (kulit putih, kulit hitam, pendek, tinggi, langsing, gemuk, tua, muda, bayi, rambut panjang/lurus, dll). Setelah itu, sang pencipta akan membuat rumah beserta perabotan dan dapat memantau hidup ciptaannya. Saya membayangkan bahwa Allah bekerja seperti itu. Dengan imajinasiNya yang tinggi, Dia menciptakan setiap manusia dahsyat dan ajaib.
Melalui ayat ini, Allah ingin mengajak kita semua untuk menyadari bahwa masing-masing manusia adalah biji mata Allah, yang dijaga secara special. Jadi, tak usah minder dan takut sebab Allah memelihara kita dengan sempurna. Belajarlah mengucap syukur atas segala sesuatu yang kita miliki. Kita pun harus menjaga tubuh kita, karena tubuh adalah bait Allah.

« Tuhan, aku mengucap syukur atas tubuhku, wajahku, dan hidupku. Aku percaya bahwa Allah menciptakan diriku di dunia ini untuk terpanggil sesuai dengan rencanaMu yang mendatangkan sukacita dan damai sejahtera dalam hidupku. Ampuni aku yang lupa untuk mengucap syukur. Aku mau menjaga hatiku agar senantiasa melimpah dengan ucapan syukur. Terima kasih bagiMu ku ucapkan karena telah menciptakan aku secara dahsyat dan ajaib. Tolong aku dalam menjaga hidupku di dunia ini. Aku mau terpanggil sesuai dengan rencanaMu. Amin »




Menerima Rencana Tuhan Seutuhnya

“…Dia Tuhan, biarlah diperbuatNya apa yang dipandang-Nya baik”
1 Samuel 3:16 C


Kisah ini menceritakan tentang proses panggilan Samuel, anak dari Elkana dan Hana, orang Efraim. Samuel merupakan anak yang telah dinantikan lama oleh orang tuanya, khususnya ibunya, Hana. Saya menemukan bahwa Hana merupakan perempuan yang luar biasa. Demi mendapatkan Samuel, Hana kerap datang menghadap kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya dengan tidak putus asa sampai Tuhan ingat kepada-Nya.

Ketika Hana mengandung, Hana dan Elkana memberikan nama “Samuel” kepada anak itu, yang artinya “Aku telah memintanya dari pada Tuhan”. Setelah mendapatkan Samuel, Hana rela menyerahkan anak tersebut untuk tinggal di rumah Tuhan sampai selamanya. Hana pun mempercayakan hidup Samuel kepada-Nya, melalui pengawasan Imam Eli. Sebab Tuhan itu baik dan tak pernah berhutang, Dia memberikan kepada Hana tiga orang anak laki-laki lagi dan dua orang anak perempuan. Sementara Samuel tetap tinggal dengan keluarga Eli, sang Imam besar di kota Silo.

Eli memiliki dua anak lelaki dengan perangai buruk, Hofni dan Pinehas. Dosa anak-anaknya sungguh besar, karena mereka tidak mengindahkan Tuhan. Mereka berlaku buruk kepada setiap orang yang mau mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, merampas korban mereka dan meniduri para perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Berulang kali Eli menegur mereka tetapi tidak pernah didengarnya oleh mereka. Sementara itu, Samuel semakin besar dan semakin disukai di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.

Kabar mengenai tingkah laku Hofni dan Pinehas telah tersebar hampir ke seluruh pelosok Silo. Seorang abdi Allah pernah mendatangi Eli untuk memberitahukannya firman Allah mengenai keluarganya; bahwa kedua anaknya akan meninggal pada hari yang sama dan Allah akan mengangkat seorang imam kepercayaanNya yang berlaku sesuai dengan hati dan jiwa Allah-yang lambat laun diketahui adalah Samuel. Hal ini adalah sangat luar biasa. Allah sendiri yang mengakui bahwa Samuel hidup berkenan dengan hati-Nya dan jiwa-Nya. Luar biasa !

Ketika itu, Samuel masih sangat muda dan ketika itu, Tuhan jarang berfirman dan jarang ada penglihatan-penglihatan. Sehingga Samuel belum pernah mendengar panggilan Tuhan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Samuel tidak ‘ngeh’ ketika Allah memanggilnya. Luar biasa lagi! Samuel-yang sebelumnya pernah mendengar panggilan Allah, namun memiliki kepekaan mendengar suaraNya. Meskipun dia salah sangka, karena dipikirnya itu adalah suara Eli. Samuel dipanggil Tuhan 3 X, ketika dia sedang tertidur –suatu saat yang saya yakin tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Dengan bimbingan Eli, Samuel mengetahui bahwa Allah lah yang memanggilnya. Ketika Samuel meresponi panggilan Allah dengan baik, yaitu dengan sikap mendengarkan maka Allah menceritakan seluruh isi hatiNya, hanya kepada Samuel dan bahkan tidak kepada Eli. Allah sendiri yang mengatakan rencanaNya untuk menghukum keluarga Eli. Adalah sesuatu yang berat bagi Samuel untuk menceritakan semua itu kepada Eli, seorang imam besar, yang telah membesarkan, mengasihi dan mengajarinya sejak dia kecil. Namun, Samuel harus memberitahukannya kepada Eli, sebuah kebenaran yang datangnya berasal dari mulut Allah sendiri.

Saya kagum dengan sikap Eli, yang dengan rendah hati menerima semua perkataan Samuel. Secara manusia, Eli merupakan imam besar, orang yang sangat berpengaruh bagi banyak orang. Sementara Samuel belum jadi apa-apa, masih anak bawang. Tetapi Eli mengetahui dengan pasti bahwa bukan Samuel yang berbicara mengenai keluarganya, melainkan Allah sendiri dan saya sangat tertarik dengan perkataan Eli, « Dia Tuhan, biarlah diperbuatNya apa yang dipandangNya baik ». WOW. Luar biasa ! Eli tidak marah, dia mengijinkan rencana Allah terjadi dalam hidupnya, meskipun tidak sesuai dengan harapannya.

Saya membayangkan respon saya, jika saya sudah menikah dan memiliki dua anak laki-laki yang kurang ajar, lalu ada seseorang yang mengatakan kepada saya, bahwa anak-anak saya akan mati pada hari yang sama –apalagi yang mengatakannya adalah lebih kecil daripada anak saya. Secara manusia, saya pasti akan marah besar dan mengacuhkan anak tersebut. Tetapi Eli beda. Saya yakin bahwa jika Eli tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, dia pasti memiliki respon yang negatif.

Melalui kisah ini, ada dua kisah yang mengalami rencana Tuhan yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya sebagai manusia, yaitu Hana dan Eli. Berat bagi mereka untuk melakukannya tetapi karena kasih mereka yang jauh lebih besar,mereka bersedia melakukannya.Kadangkala, rencana Allah dalam hidup kita tak sesuai dengan harapan dan rencana kita. Tetapi yakinlah bahwa Allah, sang Pencipta, mengetahui rancangan yang ada bagi hidup kita masing-masing dan karena Dia adalah Allah dan bukan manusia, maka Dia tak pernah gagal. Ketika kita berserah kepada setiap rencana-Nya, maka Allah akan memperhitungkan kita sebagai orang-orang yang berkenan di hati dan jiwaNya. Dia pun tak akan segan memberikan berkat yang berlimpah.

“Bapa, aku berterima kasih atas firmanMu yang sungguh luar biasa. Hari ini, aku belajar mengikuti setiap rencana Tuhan, terutama rencanaMu yang tak seperti yang ku harapkan. Ampunilah aku yang sering kali memakai hikmatku sebagai manusia sehingga Engkau perhitungkan sebagai kebodohan. Aku menaruh setiap iman dan pengharapanku atas kasihMu. Aku bersedia mengikuti setiap rencanaMu-apa pun itu. Karena aku ingin membuktikan kepadaMu bahwa aku adalah hambaMu yang setia. Roh Kudus, tolong limpahkan kekuatan daripadaMu supaya aku bisa bertahan dalam rencanaNya sampai pada kesudahannya. Terima Kasih banyak Bapa. Aku mencintaimu”



Us

Us