Senin, 30 Juni 2008

MASUK KE DALAM HADIRAT TUHAN

Barangkali kita pernah mengalami bahwa pada waktu kita berdoa, Allah rasanya jauh sekali. Kita merasa seolah-olah doa kita jauh bagaikan berbicara kepada angin atau saluran telepon yang rusak. Dalam hal ini, maka fokus masalah kelemahan adalah untuk mendapatkannya dari Allah atau jika memakai bahasa Alkitab adalah masalah jalan masuk ke hadirat Allah. Alkitab sering kali mengatakan bahwa ”jalan masuk yang benar kepada Allah dan persekutuan kepada Allah terletak di dalam hati karena keselamatan kita. ”

Allah menciptakan manusia untuk kesenanganNya sendiri agar Ia dapat bersekutu dengan ciptaanNya. Tetapi dosa memisahkan mereka dari Allah. Karena begitu besarNya kasih Allah (Yoh 3:16), maka Ia datang ke dunia dengan mengutus anakNya yang tunggal untuk membawa manusia kembali kepada tujuanNya semula (1Tim 2:5).

Apa yang dapat diharapkan manusia untuk mencapai tahta hadirat Allah yang suci tanpa kehadiran dan pekerjaan dari pengantaraan Yesus Kristus? ”Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Dengan kematian Yesus di kayu salib telah membuka jalan bagi kita untuk punya hak masuk secara langsung sebagai orang percaya. Buktinya, tirai atau tabir yang memisahkan kita dengan Allah telah terbelah dengan digambarkan dalam Alkitab, yaitu sebagai suatu tirai yang memisahkan Ruang Suci dengan Ruangan Maha Suci terbelah menjadi dua dari atas hingga ke bawah untuk menekankan bahwa ini bukanlah pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Allah (Mat 27:51).

Meskipun kita memiliki hak untuk masuk, kita masih perlu untuk datang dengan tangan yang bersih dan hati yang suci di hadapan hadirat Allah. Hanya dengan pengakuan dosa kita dan penyangkalan diri sepenuhnya melalui kematian Yesus Kristus dan kuasa darahNya yang telah tercurah membuat kita layak menghadap hadiratNya. Bagaimana pun, dengan menyembunyikan dosa dalam hati kita, maka kita menghentikan Allah untuk mendengarkan doa kita (Yes 59:2; Maz 66:18).

Jika seseorang diundang ke istana raja untuk menerima beberapa tanda penghargaan, maka undangan istana itu memberi dia hak untuk masuk ke hadapan raja. Hal itu membuat dia dapat melewati pos pemeriksaan dan para pengawal yang tadinya dapat saja menjauhkan dia dari istana raja. Walaupun dia telah masuk, ia dapat salah arah menuju tempat yang mulia itu, jika ia berjalan sendiri menuju tempat itu. Ia memerlukan seorang penunjuk jalan istana untuk membimbing dia mencapai tempat para undangan. Pekerjaan Yesus Kristus adalah mengundang kita untuk mendapat penghargaan dan menetapkan hak kita untuk masuk, tetapi Roh yang berdiam dalam diri kita juga diperlukan untuk memimpin kita ke hadapan hadirat Allah. Jadi Roh Kudus memberi jawaban bagi kelemahan kita dalam mencapai hadirat Allah. Karena Ia membuat doa kita sebagai suatu pengalaman persekutuan dengan Allah. Alangkah indahnya persekutuan dengan Roh Kudus. Oleh karena itu, marilah kita mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa dengan keyakinan iman yang penuh bahwa Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita (Rom 8:26).


Sumber : Berdoa Di Dalam Roh, Arthur Willis.

Jumat, 27 Juni 2008

MENANTI

MENANTI dengan frustasi dan putus asa, aku berteriak. Perlahan, dengan sabar, dan dengan kasih Tuhan menjawab. Aku mengerang dan menangis tersedu mencari jawaban, dan Tuhanku menjawab dengan lembut, "Anakku, engkau harus menanti!" "Menanti dan menanti?", jawabku singkat. "Tuhan, aku butuh jawaban, aku ingin tahu menagapa! Apakah tanganMu terlalu pendek? Atau apakah Engkau belum mendengar jeritan hatiku? Dengan IMAN aku bertanya padaMu, dan aku menggali fimanMu.


Masa depanku dan semua yang aku dapat handalkan mengambang, dan Engkau menyuruhku untuk MENANTI? Aku butuh jawaban "Iya", atau persetujuan dariMu, atau bahkan jawaban "Tidak" sehingga aku dapat berhenti dari apa yang sedang aku lakukan. Dan Tuhan, Engkau sendiri berjanji, bila kami minta sesuatu dengan percaya, kami akan menerimanya. Dan Tuhan, aku sudah berkali-kali bertanya, dan inilah tangisku: "Aku sudah capek untuk bertanya-tanya! Aku butuh jawaban!!!"


Kemudian dengan perlahan, lembut, Tuhanku kembali menjawab, "Engkau harus menanti" Aku tersungkur, mengalah dan protes kepada Tuhan, "Tuhan, untuk apakah aku menanti?" Kemudian Ia berlutut dan air mataNya berlinang, dan dengan sangat lembut Ia berkata, "Aku dapat memberikan engkau tanda. Aku dapat menggoncangkan langit dan menggelapkan matahari. Aku dapat membangkitkan orang mati, dan dapat membuat gunung bergerak. Semua yang engkau minta, aku dapat berikan.


Engkau bisa memiliki semua yang engkau minta, TETAPI, engkau tidak akan mengenal siapa AKU." "Engkau tidak akan mengenal betapa dalamnya kasihKu kepada setiap orang percaya; Engkau tidak akan merasakan kuasa yang aku berikan kepada yang lemah; Engkau tidak akan belajar melihat ditengah awan kehancuran; Engkau tidak akan belajar percaya bahwa Aku selalu besertamu; Engkau tidak akan merasakan sukacita, aman dan tenang dalam naungan sayapKu, ditengah kegelapan dan keheningan yang mencekam; Engkau tidak akan merasakan dalamnya kasih dan damainya Rohku; Engkau tahu aku memberi dan menyelamatkan; Namun engkau tidak akan Merasakan detak jantungKu.


Mendapatkan rasa aman dan tenang menjelang malam. Beriman ketika engkau berjalan tanpa pengelihatan. Mengenal Tuhan yang tidak hanya memberi apa yang kamu minta, tetapi membuat apa yang kamu terima kekal. "Engkau tidak akan pernah menyadari arti "Kasih karuniaMu cukup bagiku", bila rasa sakit itu berakhir dengan cepat. Ya, impianmu dapat menjadi kenyataan dalam semalam saja, tetapi apakah artinya bisa Aku harus kehilangan apa sedang aku lakukan didalam engkau!" "Oleh karena itu, anakKu, engkau akan melihat bahwa HADIAH YANG TERBESAR ADALAH MENGENAL AKU.


Meskipun sepertinya jawabanKu terasa terlambat, tetapi jawabanKu yang paling bijak adalah: "MENANTI"

Rabu, 18 Juni 2008

PENGAMPUNAN

Pengampunan merupakan hal tersulit untuk dilakukan, karena hal tersebut merupakan sebuah langkah yang membutuhkan keberanian dan kerelaan. Kita harus mengampuni mereka yang menyakiti kita. Alasannya sangat sederhana: kepahitan dan tidak mau mengampuni mengikatkan dirinya dalam-dalam di hati kita; mereka adalah rantai yang menawan kita pada luka-luka serta pesan-pesan dari luka-luka tersebut.

Sebelum Anda mengampuni, Anda tetap menjadi tawanan mereka. Paulus memperingatkan kita bahwa tidak mau mengampuni dan kepahitan dapat mengandaskan hidup dan kehidupan orang lain (Efesus 4:31; Ibrani 12:15). Kita harus melepaskan semua itu

Sekarang, dengarkan baik-baik! Pengampunan adalah sebuah pilihan. Itu bukan perasaan. Jangan mencoba dan merasakan pengampunan. Itu adalah sebuah tindakan kemauan. Jangan menunggu untuk mengampuni sampai Anda merasa ingin mengampuni. Anda tidak akan pernah sampai kesana. Perasaan memerlukan waktu untuk sembuh setelah pilihan untuk mengampuni diambil.

Kita harus mengizinkan Allah untuk memunculkan rasa sakit dari masa lalu kita, karena jika pengampunan Anda tidak meliputi pusat kehidupan emosional Anda, maka itu tidaklah sempurna. Kita mengakui bahwa itu sakit, bahwa itu penting, dan kita memilih untuk memberikan pengampunan kepada ayah kita, ibu kita, mereka yang menyakiti kita. Ini bukan sedang berkata ”itu tidak benar-benar penting”, bukan sedang berkata ”mungkin memang aku pantas menerimanya”. Pengampunan berkata ”itu salah, sangat salah. Itu penting, sangat menyakitiku. Dan, aku melepaskanmu. Aku menyerahkanmu kepada Allah”.

Mungkin akan membantu bila mengingat bahwa mereka yang menyakiti Anda sebenarnya juga memiliki luka yang dalam. Hati mereka hancur, hancur saat mereka kecil, dan mereka merasa tertawan oleh musuh. Mereka adalah barang gadaian di tangannya. Ini tidak membebaskan mereka dari pilihan-pilihan yang mereka buat, hal-hal yang mereka lakukan. Ini hanya membantu kita untuk melepaskannya pergi-untuk menyadari bahwa jika mereka juga sebenarnya berantakan, dipakai oleh musuh kita yang sebenarnya dalam peperangannya sendiri.

Jumat, 13 Juni 2008

Kekudusan dan Kasih Persaudaraan

Sebab itu siapkanlah akal budimu,
waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya
atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu
pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan
jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohanmu,

tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus
Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa,
yaitu Dia yang tanpa memandang muka
menghakimi semua orang menurut perbuatannya,
maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan
selama kamu menumpang di dunia ini.
Sebab kamu tahu,
bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu.

Itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal,
yaitu darah anak domba
yang tak bernoda dan tidak bercacat.
Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan,
tetapi karena kamu baru menyatakan diriNya pada zaman akhir.
Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah,
yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati
dan yang telah memuliakanNya,
sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Karena kamu telah menyucikan dirimu
oleh ketaatan kepada kebenaran,
sehingga kamu dapat mengamalkan
kasih persaudaraan yang tulus ikhlas,
hendaklah kamu bersungguh-sungguh
saling mengasihi dengan segenap hatimu
.
Karena kamu telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang fana,
tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah,
yang hidup dan yang kekal.

Sebab semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur. Tetapi firman Tuhan tetap untuk selamanya.

Rabu, 11 Juni 2008

Undang DIA Masuk

Ada sebuah bagian firman Tuhan yang terkenal dan telah didengar banyak orang dalam konteks undangan untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat. ”Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya.” (Wahyu 3:20). Dia tidak memaksakan diri-Nya pada kita. Dia mengetuk, dan menunggu kita untuk menyuruh-Nya masuk. Ada sebuah langkah awal, langkah pertama dari ini, yang kita sebut sebagai keselamatan. Kita mendengar Kristus mengetuk dan kita membuka hati untuk-Nya sebagai Juruselamat. Itu adalah titik awal. Namun, prinsip ”mengetuk dan menunggu izin untuk masuk” ini berlaku mutlak dalam kehidupan Kristen kita.

Anda lihat, kita semua menangani kehancuran dengan cara yang sama –salah menerimanya. Terlalu sakit untuk pergi ke sana. Jadi, kita menutup pintu hati kita dan membuang kuncinya – sama seperti Lord Craven mengunci Taman Rahasia karena kematian istrinya kemudian mengubur kunci itu. Namun, itu tidak membawa kesembuhan. Sama sekali tidak. Itu mungkin memberikan kelegaan – untuk sementara. Tetapi, tidak pernah menyembuhkan. Biasanya itu akan membuat gadis kecil menjadi yatim piatu dan harus mengurus dirinya sendiri. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah membiarkan Yesus masuk, membuka pintu, dan mengundang-Nya untuk menemukan kita di dalam tempat-tempat yang menyakitkan itu.

Mungkin mengherankan melihat Kristus meminta izin kepada kita untuk masuk dan menyembuhkan, tetapi Dia baik, dan pintu memang dikunci dari dalam, dan kesembuhan tidak pernah terjadi bila kita tidak menginginkannya. Supaya dapat mengalami kesembuhan-Nya, kita juga harus memberi-Nya izin untuk masuk ke tempat-tempat yang telah lama kita tutup bagi siapa pun. Maukah kau membiarkan-Ku menyembuhkanmu? Dia mengetuk lewat kesepian kita. Dia mengetuk lewat penderitaan kita. Dia mengetuk lewat peristiwa-peristiwa yang terasa terlalu dekat dengan apa yang terjadi pada saat kita kecil –penghiantan, penolakan, kata yang diucapkan, hubungan yang berakhir. Dia mengetuk melalui berbagai hal, menanti kita untuk memberi-Nya izin masuk.

Berikanlah izin kepada-Nya. Berikan Dia akses menuju hati Anda yang hancur. Mintalah kepada-Nya untuk datang ke tempat-tempat ini.

Ya, Yesus, ya. Aku mengundang-Mu masuk. Masuklah ke tempat-tempat dalam hatiku yang berkeping-keping ini. (Anda tahu apa saja itu – minta Dia masuk ke sana. Apakah itu penyiksaan? Kehilangan ayah? Kecemburuan ibu Anda? Minta Dia masuk) Datanglah kepadaku, Juruselamatku. Aku membuka pintu hatiku. Aku memberi-Mu izin untuk menyembuhkan luka-lukaku. Datanglah kepadaku di sini. Datanglah untukku di sini.
(M.M, red)

Us

Us