Barangkali kita pernah mengalami bahwa pada waktu kita berdoa, Allah rasanya jauh sekali. Kita merasa seolah-olah doa kita jauh bagaikan berbicara kepada angin atau saluran telepon yang rusak. Dalam hal ini, maka fokus masalah kelemahan adalah untuk mendapatkannya dari Allah atau jika memakai bahasa Alkitab adalah masalah jalan masuk ke hadirat Allah. Alkitab sering kali mengatakan bahwa ”jalan masuk yang benar kepada Allah dan persekutuan kepada Allah terletak di dalam hati karena keselamatan kita. ”
Allah menciptakan manusia untuk kesenanganNya sendiri agar Ia dapat bersekutu dengan ciptaanNya. Tetapi dosa memisahkan mereka dari Allah. Karena begitu besarNya kasih Allah (Yoh 3:16), maka Ia datang ke dunia dengan mengutus anakNya yang tunggal untuk membawa manusia kembali kepada tujuanNya semula (1Tim 2:5).
Apa yang dapat diharapkan manusia untuk mencapai tahta hadirat Allah yang suci tanpa kehadiran dan pekerjaan dari pengantaraan Yesus Kristus? ”Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Dengan kematian Yesus di kayu salib telah membuka jalan bagi kita untuk punya hak masuk secara langsung sebagai orang percaya. Buktinya, tirai atau tabir yang memisahkan kita dengan Allah telah terbelah dengan digambarkan dalam Alkitab, yaitu sebagai suatu tirai yang memisahkan Ruang Suci dengan Ruangan Maha Suci terbelah menjadi dua dari atas hingga ke bawah untuk menekankan bahwa ini bukanlah pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Allah (Mat 27:51).
Meskipun kita memiliki hak untuk masuk, kita masih perlu untuk datang dengan tangan yang bersih dan hati yang suci di hadapan hadirat Allah. Hanya dengan pengakuan dosa kita dan penyangkalan diri sepenuhnya melalui kematian Yesus Kristus dan kuasa darahNya yang telah tercurah membuat kita layak menghadap hadiratNya. Bagaimana pun, dengan menyembunyikan dosa dalam hati kita, maka kita menghentikan Allah untuk mendengarkan doa kita (Yes 59:2; Maz 66:18).
Jika seseorang diundang ke istana raja untuk menerima beberapa tanda penghargaan, maka undangan istana itu memberi dia hak untuk masuk ke hadapan raja. Hal itu membuat dia dapat melewati pos pemeriksaan dan para pengawal yang tadinya dapat saja menjauhkan dia dari istana raja. Walaupun dia telah masuk, ia dapat salah arah menuju tempat yang mulia itu, jika ia berjalan sendiri menuju tempat itu. Ia memerlukan seorang penunjuk jalan istana untuk membimbing dia mencapai tempat para undangan. Pekerjaan Yesus Kristus adalah mengundang kita untuk mendapat penghargaan dan menetapkan hak kita untuk masuk, tetapi Roh yang berdiam dalam diri kita juga diperlukan untuk memimpin kita ke hadapan hadirat Allah. Jadi Roh Kudus memberi jawaban bagi kelemahan kita dalam mencapai hadirat Allah. Karena Ia membuat doa kita sebagai suatu pengalaman persekutuan dengan Allah. Alangkah indahnya persekutuan dengan Roh Kudus. Oleh karena itu, marilah kita mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa dengan keyakinan iman yang penuh bahwa Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita (Rom 8:26).
Sumber : Berdoa Di Dalam Roh, Arthur Willis.
Allah menciptakan manusia untuk kesenanganNya sendiri agar Ia dapat bersekutu dengan ciptaanNya. Tetapi dosa memisahkan mereka dari Allah. Karena begitu besarNya kasih Allah (Yoh 3:16), maka Ia datang ke dunia dengan mengutus anakNya yang tunggal untuk membawa manusia kembali kepada tujuanNya semula (1Tim 2:5).
Apa yang dapat diharapkan manusia untuk mencapai tahta hadirat Allah yang suci tanpa kehadiran dan pekerjaan dari pengantaraan Yesus Kristus? ”Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6). Dengan kematian Yesus di kayu salib telah membuka jalan bagi kita untuk punya hak masuk secara langsung sebagai orang percaya. Buktinya, tirai atau tabir yang memisahkan kita dengan Allah telah terbelah dengan digambarkan dalam Alkitab, yaitu sebagai suatu tirai yang memisahkan Ruang Suci dengan Ruangan Maha Suci terbelah menjadi dua dari atas hingga ke bawah untuk menekankan bahwa ini bukanlah pekerjaan manusia tetapi pekerjaan Allah (Mat 27:51).
Meskipun kita memiliki hak untuk masuk, kita masih perlu untuk datang dengan tangan yang bersih dan hati yang suci di hadapan hadirat Allah. Hanya dengan pengakuan dosa kita dan penyangkalan diri sepenuhnya melalui kematian Yesus Kristus dan kuasa darahNya yang telah tercurah membuat kita layak menghadap hadiratNya. Bagaimana pun, dengan menyembunyikan dosa dalam hati kita, maka kita menghentikan Allah untuk mendengarkan doa kita (Yes 59:2; Maz 66:18).
Jika seseorang diundang ke istana raja untuk menerima beberapa tanda penghargaan, maka undangan istana itu memberi dia hak untuk masuk ke hadapan raja. Hal itu membuat dia dapat melewati pos pemeriksaan dan para pengawal yang tadinya dapat saja menjauhkan dia dari istana raja. Walaupun dia telah masuk, ia dapat salah arah menuju tempat yang mulia itu, jika ia berjalan sendiri menuju tempat itu. Ia memerlukan seorang penunjuk jalan istana untuk membimbing dia mencapai tempat para undangan. Pekerjaan Yesus Kristus adalah mengundang kita untuk mendapat penghargaan dan menetapkan hak kita untuk masuk, tetapi Roh yang berdiam dalam diri kita juga diperlukan untuk memimpin kita ke hadapan hadirat Allah. Jadi Roh Kudus memberi jawaban bagi kelemahan kita dalam mencapai hadirat Allah. Karena Ia membuat doa kita sebagai suatu pengalaman persekutuan dengan Allah. Alangkah indahnya persekutuan dengan Roh Kudus. Oleh karena itu, marilah kita mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa dengan keyakinan iman yang penuh bahwa Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita (Rom 8:26).
Sumber : Berdoa Di Dalam Roh, Arthur Willis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar