“PERJALANAN MENUJU TANAH KANAANKU”
(DEPARTEMEN LUAR NEGERI)
Bagian I
Mazmur 126 “Pengharapan di Tengah-tengah Penderitaan”
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.
Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa:
“Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!”
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
God, You Are Very Awesome!!!
Sampai saat ini keadaan Saya masih seperti orang bermimpi. Sungguh Saya sangat takjub dan heran akan cara Allah bekerja dalam kehidupan Saya! Sungguh di luar batas kemampuan manusia merancangnya dan melakukannya! Yaps…di luar dari dugaan Saya dan cita-cita Saya, Allah mengarahkan Saya pada suatu jalan kehidupan yang penuh dengan teka-teki dan misterius. Mengapa misterius??? Ya tanggal 17 November 2008 adalah waktunya Tuhan menyatakan janjiNya kepada Saya. Saya memperoleh kepastian bahwa Saya lulus seleksi dari proses penerimaan CPNS Departemen Luar Negeri (Deplu) 2008. HALLELUYAH!!! PUJI TUHAN!!! It’s amazing and an honor for me to receive the big trust from God….
Tidak pernah terpikirkan dalam benak Saya untuk bekerja sebagai bagian dari Keluarga Besar Deplu. Dan yang lebih uniknya lagi, di Deplu Saya melamar sebagai posisi Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggaan Negara (BPKRT). Sangat impressive cara Allah bekerja dalam kehidupan Saya. Ketika Saya merenungkan mengapa Tuhan justru membawa Saya ke Deplu daripada ke PLN (saat itu Saya juga ikut proses seleksi di PLN hingga tahap wawancara terakhir, tapi ternyata Tuhan tidak berkehendak di sana), Saya melihat flashback apa yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupan Saya mulai dari masa kecil Saya hingga sekarang.
The Puzzle of Life
Masih sangat segar dalam ingatan Saya, ketika dari SD Saya sudah mendapat kepercayaan besar dari guru-guru dan teman-teman Saya dalam memegang jabatan sebagai Bendahara Kelas. Tahun-tahun Saya di SD dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 menjabat sebagai Bendahara Kelas. Dan Tuhan mengajarkan banyak hal kepada Saya dengan mengijinkan permasalahan-permasalahan yang timbul. Misalnya, Saya harus tegas menagih teman-teman yang telat membayar uang kas kelas. Juga membuat laporan-laporan perincian keuangan untuk setiap pemasukan dan pengeluaran (bayangin deh untuk ukuran anak SD kayaknya engga banget deh…). Uang kas juga beberapa kali harus Saya tombokin karena jumlahnya ga sesuai antara fisik dan yang tercatat, terkadang juga karena kelalaian Saya dan pernah hilang tapi tidak ada satupun yang mengaku. Hiks…hiks…hiks…Ya suka duka menjadi Bendahara Kelas sudah Saya rasakan. Bahkan Saya sempat bosan menjadi Bendahara Kelas karena tidak hanya di SD saja, tetapi SMP juga.
Masuk SMA Saya cukup senang ketika hanya menjabat sebagai Sekretaris Kelas (Saya heran saja tidak bisa lepas dari jabatan pengurus kelas). Tapi ternyata ketika pergantian Pengurus Persekutuan Siswa/I Kristen SMA Negeri 1 Babalan TA 2001/ 2002, Saya terpilih sebagai Wakil Bendahara dengan suara terbanyak. Padahal engga pernah terpikirkan oleh Saya untuk dikandidatkan oleh para senior. Berlanjut TA 2002/2003 Saya terpilih kembali menjadi Bendahara Utama. Lulus SMA, Saya melanjutkan kuliah di STAN Purnawarman. Sangat mengherankan juga, karena teman-teman menaruh kepercayaan besar kepada Saya sebagai Bendahara Senat Mahasiswa Analis Kredit selama 2 periode. Di sini Saya mengelola dan mempertanggungjawabkan dana kas kemahasiswaan (mainannya sudah mulai puluhan juta). Ya, pelan-pelan seiring berjalannya waktu Tuhan membentuk karunia dan talenta Saya dalam mengelola keuangan.
Karena itu pula, akhirnya Saya menyadari bahwa Saya pernah bekerja di BII sebagai Teller, itupun sebagai bagian dari rencana Tuhan dalam hidup Saya. Jujur…Saya sempat tidak bersyukur menjadi seorang Teller. Karena Saya anggap itu hanya pekerjaan sederhana menjalankan transaksi nasabah. Tapi ketika Saya terjun langsung di dunia ini, Saya benar-benar mendapatkan banyak pelajaran berharga di dalamnya. Bisa Anda bayangkan sebagai anak baru, Tuhan menempatkan Saya di Kantor Cabang Induk Thamrin, tepatnya kantor pusat BII. Bukan hanya itu saja, buka counter pun Saya langsung pegang nasabah-nasabah Corporate. Teman-teman….setiap hari rasanya Saya mengalami tekanan yang luar biasa, mengalami namanya diremehkan (padahal kuliah disanjung-sanjung), sering selisih, bahkan sampai telinga panas kena omel melulu ma head teller (“,). Karena ditempatkan di Thamrin harus tough, nasabah-nasabahnya luar biasa dahsyatnya…….!!! Sekali complain langsung ke Direksi. Bahkan para senior dan head teller Saya pun cukup tertekan di sana, apalagi anak baru seperti Saya. Tapi akhirnya Saya mengucap syukur dengan segenap hati bahwa Saya masih bisa merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam menjalani hari-hari Saya di BII. Di sana Saya sudah pernah menjalankan transaksi tunai baik setor maupun tarik yang jumlahnya ratusan juta rupiah (pernah sekali Milyaran), bahkan puluhan ribu dollar USA. Ya, Saya bersyukur bisa mengetahui proses transaksi yang sesuai dengan prosedur perbankan dan Saya bersyukur juga karena telah belajar sebagai seorang Teller yang JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB, dan DISIPLIN.
Masa-masa menjelang Saya akan mengundurkan diri, Saya mendapatkan perubahan yang luar biasa, di mana Saya dapat bekerja dengan sukacita dan damai sejahtera, sehingga Saya boleh mengundurkan diri dengan cara yang baik-baik pula. Saya mengundurkan diri karena dari awal bekerja Saya sudah ambil komitmen bahwa Saya hanya menjalani selama 6 (enam) bulan kontrak pertama Saya. Saya juga harus jujur dengan diri Saya sendiri bahwa Saya membutuhkan pekerjaan yang bisa mengeksplorasi kemampuan Saya sebagai Analisa Keuangan. Karena itulah Saya tidak mau lama-lama menjadi seorang Teller sebab impian Saya bukan berkarir menjadi Teller, tapi keinginan Saya lebih dari itu.
Perjalanan Itu Pun Dimulai
Perjalanan menuju Tanah Kanaan itupun dimulai seturut Saya keluar dari BII. Ketika Saya meminta kepada Tuhan pekerjaan yang baru, di mana Saya bisa menjadi pegawai tetap di sana (settled), tidak perlu lagi keluar masuk cari pekerjaan baru setiap tahun, Saya bisa lebih mengeksplorasi potensi diri Saya, Saya ingin ada wadah pelayanan Kristen di sana, ingin atasan yang takut akan Tuhan, Saya ingin di sana mendapat kesempatan untuk disekolahkan, bahkan melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Itulah keinginan Saya untuk tempat kerja yang baru.
Kita boleh meminta banyak hal kepada Tuhan karena Dia adalah Allah yang kaya dengan segala kepunyaanNya. Namun, satu hal yang perlu diingat, kita boleh menyatakan segala keinginan hati kita dalam permohonan doa, tetapi jangan lupa harus berada dalam otoritas dan kehendak Tuhan. Sering kali kita meminta tetapi tidak menanyakan kepada Tuhan apakah ini berguna bagi hidupku, apakah ini akan menyenangkan hati Allah, dan apakah ini akan menjadi berkat bagi orang lain….Di sini lah Saya banyak diajarkan Tuhan bagaimana sebelum meminta dan memohon, Saya harus mengenal dengan lebih sungguh-sungguh lagi maunya Tuhan dalam kehidupan Saya sehingga setelah mengenalNya sebagai suatu pribadi yang kudus dan mulia, saya juga harus mau berjalan dalam kehendakNya, dengan begitu Saya dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan ingini pada Saya (mengetahui prioritas hidup Saya dari Matius 7:21-23).
by: SEMS
(DEPARTEMEN LUAR NEGERI)
Bagian I
Mazmur 126 “Pengharapan di Tengah-tengah Penderitaan”
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.
Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa:
“Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!”
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
God, You Are Very Awesome!!!
Sampai saat ini keadaan Saya masih seperti orang bermimpi. Sungguh Saya sangat takjub dan heran akan cara Allah bekerja dalam kehidupan Saya! Sungguh di luar batas kemampuan manusia merancangnya dan melakukannya! Yaps…di luar dari dugaan Saya dan cita-cita Saya, Allah mengarahkan Saya pada suatu jalan kehidupan yang penuh dengan teka-teki dan misterius. Mengapa misterius??? Ya tanggal 17 November 2008 adalah waktunya Tuhan menyatakan janjiNya kepada Saya. Saya memperoleh kepastian bahwa Saya lulus seleksi dari proses penerimaan CPNS Departemen Luar Negeri (Deplu) 2008. HALLELUYAH!!! PUJI TUHAN!!! It’s amazing and an honor for me to receive the big trust from God….
Tidak pernah terpikirkan dalam benak Saya untuk bekerja sebagai bagian dari Keluarga Besar Deplu. Dan yang lebih uniknya lagi, di Deplu Saya melamar sebagai posisi Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggaan Negara (BPKRT). Sangat impressive cara Allah bekerja dalam kehidupan Saya. Ketika Saya merenungkan mengapa Tuhan justru membawa Saya ke Deplu daripada ke PLN (saat itu Saya juga ikut proses seleksi di PLN hingga tahap wawancara terakhir, tapi ternyata Tuhan tidak berkehendak di sana), Saya melihat flashback apa yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupan Saya mulai dari masa kecil Saya hingga sekarang.
The Puzzle of Life
Masih sangat segar dalam ingatan Saya, ketika dari SD Saya sudah mendapat kepercayaan besar dari guru-guru dan teman-teman Saya dalam memegang jabatan sebagai Bendahara Kelas. Tahun-tahun Saya di SD dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 menjabat sebagai Bendahara Kelas. Dan Tuhan mengajarkan banyak hal kepada Saya dengan mengijinkan permasalahan-permasalahan yang timbul. Misalnya, Saya harus tegas menagih teman-teman yang telat membayar uang kas kelas. Juga membuat laporan-laporan perincian keuangan untuk setiap pemasukan dan pengeluaran (bayangin deh untuk ukuran anak SD kayaknya engga banget deh…). Uang kas juga beberapa kali harus Saya tombokin karena jumlahnya ga sesuai antara fisik dan yang tercatat, terkadang juga karena kelalaian Saya dan pernah hilang tapi tidak ada satupun yang mengaku. Hiks…hiks…hiks…Ya suka duka menjadi Bendahara Kelas sudah Saya rasakan. Bahkan Saya sempat bosan menjadi Bendahara Kelas karena tidak hanya di SD saja, tetapi SMP juga.
Masuk SMA Saya cukup senang ketika hanya menjabat sebagai Sekretaris Kelas (Saya heran saja tidak bisa lepas dari jabatan pengurus kelas). Tapi ternyata ketika pergantian Pengurus Persekutuan Siswa/I Kristen SMA Negeri 1 Babalan TA 2001/ 2002, Saya terpilih sebagai Wakil Bendahara dengan suara terbanyak. Padahal engga pernah terpikirkan oleh Saya untuk dikandidatkan oleh para senior. Berlanjut TA 2002/2003 Saya terpilih kembali menjadi Bendahara Utama. Lulus SMA, Saya melanjutkan kuliah di STAN Purnawarman. Sangat mengherankan juga, karena teman-teman menaruh kepercayaan besar kepada Saya sebagai Bendahara Senat Mahasiswa Analis Kredit selama 2 periode. Di sini Saya mengelola dan mempertanggungjawabkan dana kas kemahasiswaan (mainannya sudah mulai puluhan juta). Ya, pelan-pelan seiring berjalannya waktu Tuhan membentuk karunia dan talenta Saya dalam mengelola keuangan.
Karena itu pula, akhirnya Saya menyadari bahwa Saya pernah bekerja di BII sebagai Teller, itupun sebagai bagian dari rencana Tuhan dalam hidup Saya. Jujur…Saya sempat tidak bersyukur menjadi seorang Teller. Karena Saya anggap itu hanya pekerjaan sederhana menjalankan transaksi nasabah. Tapi ketika Saya terjun langsung di dunia ini, Saya benar-benar mendapatkan banyak pelajaran berharga di dalamnya. Bisa Anda bayangkan sebagai anak baru, Tuhan menempatkan Saya di Kantor Cabang Induk Thamrin, tepatnya kantor pusat BII. Bukan hanya itu saja, buka counter pun Saya langsung pegang nasabah-nasabah Corporate. Teman-teman….setiap hari rasanya Saya mengalami tekanan yang luar biasa, mengalami namanya diremehkan (padahal kuliah disanjung-sanjung), sering selisih, bahkan sampai telinga panas kena omel melulu ma head teller (“,). Karena ditempatkan di Thamrin harus tough, nasabah-nasabahnya luar biasa dahsyatnya…….!!! Sekali complain langsung ke Direksi. Bahkan para senior dan head teller Saya pun cukup tertekan di sana, apalagi anak baru seperti Saya. Tapi akhirnya Saya mengucap syukur dengan segenap hati bahwa Saya masih bisa merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam menjalani hari-hari Saya di BII. Di sana Saya sudah pernah menjalankan transaksi tunai baik setor maupun tarik yang jumlahnya ratusan juta rupiah (pernah sekali Milyaran), bahkan puluhan ribu dollar USA. Ya, Saya bersyukur bisa mengetahui proses transaksi yang sesuai dengan prosedur perbankan dan Saya bersyukur juga karena telah belajar sebagai seorang Teller yang JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB, dan DISIPLIN.
Masa-masa menjelang Saya akan mengundurkan diri, Saya mendapatkan perubahan yang luar biasa, di mana Saya dapat bekerja dengan sukacita dan damai sejahtera, sehingga Saya boleh mengundurkan diri dengan cara yang baik-baik pula. Saya mengundurkan diri karena dari awal bekerja Saya sudah ambil komitmen bahwa Saya hanya menjalani selama 6 (enam) bulan kontrak pertama Saya. Saya juga harus jujur dengan diri Saya sendiri bahwa Saya membutuhkan pekerjaan yang bisa mengeksplorasi kemampuan Saya sebagai Analisa Keuangan. Karena itulah Saya tidak mau lama-lama menjadi seorang Teller sebab impian Saya bukan berkarir menjadi Teller, tapi keinginan Saya lebih dari itu.
Perjalanan Itu Pun Dimulai
Perjalanan menuju Tanah Kanaan itupun dimulai seturut Saya keluar dari BII. Ketika Saya meminta kepada Tuhan pekerjaan yang baru, di mana Saya bisa menjadi pegawai tetap di sana (settled), tidak perlu lagi keluar masuk cari pekerjaan baru setiap tahun, Saya bisa lebih mengeksplorasi potensi diri Saya, Saya ingin ada wadah pelayanan Kristen di sana, ingin atasan yang takut akan Tuhan, Saya ingin di sana mendapat kesempatan untuk disekolahkan, bahkan melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Itulah keinginan Saya untuk tempat kerja yang baru.
Kita boleh meminta banyak hal kepada Tuhan karena Dia adalah Allah yang kaya dengan segala kepunyaanNya. Namun, satu hal yang perlu diingat, kita boleh menyatakan segala keinginan hati kita dalam permohonan doa, tetapi jangan lupa harus berada dalam otoritas dan kehendak Tuhan. Sering kali kita meminta tetapi tidak menanyakan kepada Tuhan apakah ini berguna bagi hidupku, apakah ini akan menyenangkan hati Allah, dan apakah ini akan menjadi berkat bagi orang lain….Di sini lah Saya banyak diajarkan Tuhan bagaimana sebelum meminta dan memohon, Saya harus mengenal dengan lebih sungguh-sungguh lagi maunya Tuhan dalam kehidupan Saya sehingga setelah mengenalNya sebagai suatu pribadi yang kudus dan mulia, saya juga harus mau berjalan dalam kehendakNya, dengan begitu Saya dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan ingini pada Saya (mengetahui prioritas hidup Saya dari Matius 7:21-23).
by: SEMS